“Allah SWT memelihara sedekah seperti seseorang memelihara tanamannya, dan yakini bahwa Allah SWT yang memberi harta dan yang menahannya”.

Peduli
pada diri sendiri, peduli sesama, peduli pada lingkungan menjadi
rangkaian kehidupan kompleks yang seyogyanya berlaku. Islam telah banyak
mengajarkan mengenai toleransi, kepedulian dan kasih sayang terhadap
sesama kita dan alam sekitar. Namun apa yang berlaku selama ini sangat
bertolak belakang dengan ajaran-ajaran fitrah kehidupan. Walhasil
muncullah kegalauan hidup yang dikarenakan ketidakseimbangan, ada
beberapa golongan yang begitu egois dengan kelebihan hartanya sehingga
melupakan kaum lemah, golongan ini cenderung bereuforia dengan kekuasaan
yang dimilikinya. Sementara kaum lemah tidak dapat berbuat apa-apa,
mereka dirampas haknya.
Kepedulian
dalam Islam sangat ditekankan untuk menjamin pemerataan kesejahteraan,
namun terkadang kita melupakan kewajiban kita untuk memberi, mendermakan
sebagaian harta yang dititipkan Allah SWT, oleh karenanya wajar ketika
suatu negeri diberikan suatu kondisi ketakutan, kekurangan bahan
makanan, dan ketidak nyamanan.
Demikian halnya dengan kegiatan yang berlangsung hari ini, Asosiasi yang bergerak untuk memperhatikan sumberdaya kepiting dan rajungan ini kembali melaksanakan hajatan sosial. Kegiatan ini digelar untuk menyadarkan kita bahwa kita tidak hidup sendirian di tempat ini, kita adalah homosocious yang membutuhkan teman untuk hidup. Untuk membangun kondisi hidup yang seimbang maka peduli terhadap sesama merupakan solusi, perihal ini seumpama benda yang dijatuhkan ke dalam genangan air yang tenang, lingkaran bergerak berupa gelombang yang mengelilingi titik pusat dan menjauh bertambah jauh dan banyak merupakan multiplier efek dari kepedulian kita. Lingkungan sosial kita akan merasakan keindahan berbagi, kekuatan kepedulian dan kasih sayang dari pribadi yang peduli.
Demikian halnya dengan kegiatan yang berlangsung hari ini, Asosiasi yang bergerak untuk memperhatikan sumberdaya kepiting dan rajungan ini kembali melaksanakan hajatan sosial. Kegiatan ini digelar untuk menyadarkan kita bahwa kita tidak hidup sendirian di tempat ini, kita adalah homosocious yang membutuhkan teman untuk hidup. Untuk membangun kondisi hidup yang seimbang maka peduli terhadap sesama merupakan solusi, perihal ini seumpama benda yang dijatuhkan ke dalam genangan air yang tenang, lingkaran bergerak berupa gelombang yang mengelilingi titik pusat dan menjauh bertambah jauh dan banyak merupakan multiplier efek dari kepedulian kita. Lingkungan sosial kita akan merasakan keindahan berbagi, kekuatan kepedulian dan kasih sayang dari pribadi yang peduli.
Sedikit
namun bermakna lebih baik dibandingkan banyak namun tidak menyadarkan
kita sebagai makhluk sosial yang patut hidup karena orang di sekitar
kita. Pembagian sembako kali ini dilaksanakan berbeda dengan tahun
sebelumnya karena hanya mengambil tempat di kediaman Prof. Yushinta,
selaku ketua Asosiasi. Yakni berbagi dengan masyarakat nelayan terdekat,
masyarakat Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso. Dan berhasil menyalurkan
sembako kepada sekitar 100 orang.
Hajatan
yang mengedepankan kepedulian ini terlaksana atas partisipasi
rekan-rekan yang ingin berbagi kepada manusia lain. Oleh karena itu pada
kesempatan yang sama kami dari ASPEKRINDO mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Muthmainnah Mangkona, Sri Suro Adhawati, Andi
Mallombasang, Muh. Ikhsan, rekan ASPEKRINDO lainnya dan keluarga besar
masyarakat nelayan Mariso.
Atas partisipasi kita sekalian maka semua ini akan bermakna.
Selamat Peduli di Hari yang Fitri.
0 komentar:
Posting Komentar