Crabs
Research Station dicetuskan pada tahun 2008 yang membawa visi sebagai
sentra pendidikan, penelitian, pengembangan kepiting dan kerabatnya yang
berorientasi sebagai pilot project industri berbasis riset (research
besed industry) di Indonesia.
Crabs
Research Station yang disingkat CRS merupakan stasiun penelitian
kepiting dan kerabatnya yang terletak di Bawanamarana, Kabupaten Maros.
Pada saat ini CRS berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Hasanuddin. Posisi stasiun tepat berada pada
muara sungai dan menjadi keunggulan lokasi stasiun untuk penelitian dan
pengembangan.
Tanah yang menjadi tempat di dirikannya CRS merupakan
milik penanggung jawab riset inovatif yakni Prof. Dr. Ir. Yushinta
Fujaya Muskar, M.Si. Sementara untuk posisi manajerial CRS awalnya
dipercayakan pada Nur Alam, S.Pi. yang selanjutnya diemban oleh Akbar
Marzuki Tahya, S.Pi. hingga saat ini, setelah langkah pengembangan awal
di daerah Kalimantan pada tahun 2009 dan realisasi tahun 2010 berjalan.
Ide
CRS muncul dengan berjalannya waktu. Kegiatan-kegiatan riset telah
banyak dilakukan sebelumnya tanpa adanya wadah yang menaungi khusus
untuk riset kepiting. Dengan bertambahnya minat untuk mengadakan
penelitian pada kepiting maka pemikiran untuk membentuk suatu wadah yang
menjadi pusat penelitian dipandang perlu untuk diadakan. Oleh karena
itu diusulkannya pembentukan wadah riset. Nama Crabs Research Station
(CRS) yang diberikan oleh Akbar Marzuki Tahya, S.Pi. menjadi nama
stasiun riset yang berhasil diluncurkan. Peluncuran CRS menjadi fokus
perhatian dari beberapa rekan-rekan peneliti kepiting, dan dinilai masuk
akal untuk direalisasikan dengan melihat potensi yang ada dalam rangka
pengembangan industri berbasis riset. Kekhawatiran adanya stagnasi hasil
riset dan tidak adanya kepercayaan dunia industri terhadap kegiatan
ilmiah menjadi salah satu pendorong dicetuskannya CRS. Walhasil ide ini
disambut antusias oleh penanggung jawab riset yang merestui adanya CRS.
Hingga
saat ini CRS terus melakukan kegiatan riset dengan mengembangkan
teknologi inovatif yang ramah lingkungan, ramah organisme dan aman bagi
kesehatan manusia, dan menjadi ciri khas stasiun penelitian kepiting dan
kerabatnya ini. Komoditi yang telah berhasil diteliti hingga saat ini
meliputi kepiting dan rajungan dalam hal produksi kepiting cangkang
lunak inovatif dan menjadi pengembang teknologi induksi molting
menggunakan vitomolt, yang memanfaatkan ekstrak tanaman sebagai stimulan
molting.
0 komentar:
Posting Komentar